Berkegiatan secara online menjadi aturan yang dibuat pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Orang-orang diwajibkan untuk tinggal di rumah. Jikapun perlu keluar dari rumah, mereka wajib memenuhi protokol kesehatan dengan memakai masker.
Sebagai siswa kelas 10 SMA, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan pengalaman yang baru bagiku. PJJ merupakan bentuk sekolah tanpa adanya tatap muka dengan guru atau siswa lainnya. Jujur, awalnya aku merasa takut jika belajar di rumah membuatku kebingungan. Ya gimana, aku terbiasa bertanya pada guru di kelas dan guru akan menjawabnya secara langsung.
Selama PJJ, aku dan lainnya menggunakan bantuan aplikasi Whatsapp, Google Classroom, Google Form, pembuatan Dokumen seperti WPS, Ms Word dan masih banyak lagi. Semua aplikasi yang semula hanya “menganggur” di handphone, sekarang memiliki kegunaan yang begitu besar. Segala bentuk materi dan tugas, aku dapatkan melalui chat grup WA maupun google classroom
Jika boleh berbagi, dari pembelajaran online ini aku menemukan kendala bagi teman-teman yang tak memiliki handphone. Mereka harus meminjam ke tetangga atau saudara agar bisa terhubung dengan kelas. Aku bahkan harus membeli handphone dengan tabunganku supaya tak perlu lagi meminjam.
Kadang aku membayangkan, gimana ya dengan teman-teman yang ada di wilayah pelosok sana. Apakah pembelajaran online ini tetap berlaku untuk mereka? Entahlah. Oh iya, selama PJJ, aku menemukan kendala soal penggunaan aplikasi. Ternyata, para siswa masih ada yang belum paham cara mengirim tugas melalui google classrom.
Waktu pertama mendapat tugas Matematika dari guru, banyak dari teman-teman yang salah mengirim sehingga tak terdeteksi sudah mengirim tugas. Akibatnya, mereka tidak mendapat nilai dari guru yang mengajar. Aku sendiri pernah kebingungan, tapi aku aktif melihat tutorial di youtube sehingga paham cara menggunakan aplikasi tersebut.
Sebenarnya, pihak sekolah juga sudah memberikan sosialisasi kepada kami sebelum mulai PJJ, tapi mungkin ada beberapa teman yang kurang menyimak sehingga tak paham cara menggunakan aplikasi-aplikasi yang disosialisasikan.
Kendala selanjutnya adalah soal kuota internet. Tak semua orangtua mampu membelikan kuota internet bagi anaknya, sehingga beberapa siswa sering telat mengirim tugas akibat kuota habis. Alhamdulilah para guru memaklumi itu. Berita baiknya lagi, pemerintah berusaha membantu kami dengan memberikan kuota gratis. Itu sangat membantuku dan teman-teman.
Kawan! Selama PJJ berlangsung, aku harus aktif dan tanggap dalam menyimak materi dan tugas-tugas lho. Meskipun tak ada tatap muka, namun komunikasi tetaplah hal utama. Setiap hari, aku harus belajar bangun pagi agar bisa presensi online tepat waktu. Soal presensi, guru biasanya memberi google form untuk diisi atau menuliskan nama melalui chat yang disebar di grup WA kelas.
Ya, itulah pengalamanku mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19. Meski awalnya cukup sulit, namun PJJ ternyata memiliki kelebihan karena mampu membuatku mengenal teknologi secara optimal. PJJ mendorongku lebih banyak belajar membaca artikel serta memberi lebih banyak waktu untuk kreatif serta produktif melalui seni menggambar. Harapanku, pandemi segera berakhir dan tiap aktivitas bisa normal kembali. Amin.
#CerdasBerkarakter
#BlogBerkarakter
#SeruBelajarKebiaaanBaru
#BahagiaBelajardiRumah,